Tuberkulosis (TB) Dinomorduakan Saat Pandemi



Jakarta-(07/07/2020) Sebelum masa pandemi,  Indonesia penyakit tuberkulosis sudah menempat nomor tiga dunia setelah India dan China. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini memakan korban 13 jiwa/jam untuk kasus di Indonesia. 

Walaupun begitu, ketersediaan obat sudah tersedia di seluruh pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit besar. Namun karena jangka waktu penyembuhan 6 bulan, mengakibatkan pasien terjangkit TB ini memilih berhenti di tengah jalan hanya karena sudah merasa sehat. Padahal akibat dari kasus berhenti mengkonsumsi obat dapat mengakibatkan resistensi obat*ketidakmempanan obat* dan pasien sembuh tidak sempurna. 

Selama pandemi melanda, baik TB maupun Covid-19 adalah dua jenis  penyakit yang berbeda tetapi keduanya menimbulkan masalah yang besar. Menurut Ir.Arifin Panigoro,selaku Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia, kasus TB agak tersingkirkan dan menumpuk masalah yang sudah terjadi, walaupun Covid-19 sudah hilang, masalah TB harus ditangani ekstra dan serius oleh Pemerintah. 

Daripada itu, dr.Wiendra Waworuntu,M.Kes, selaku Direktur Pengaduan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung,Kemenkes RI, berpendapat bahwa akibat dari pandemi ini menimbulkan sisi positif yaitu masyarakat menjadi lebih perhatian terhadap kesehatan, memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak aman, hal ini juga dapat mengurangi terjangkitnya tuberkulosis. 

Komentar

Postingan Populer