ANALISIS BRAND IMAGE SEMIOTIKA PADA  TAGLINE IKLAN “SELALU ADA SELALU BISA” TOKOPEDIA MENURUT  PERSPEKTIF ISLAM

 

Abstrak

Iklan merupakan salah satu alat yang penting dalam memasarkan suatu produk yang akan dijual oleh produsen. Iklan yang baik akan sangat berdampak pada penguatan brand image pada toko tersebut. citra merek atau brand ini sendiri merupakan sebuah pandangan atau penggambaran suatu merek saat pelanggan memikirkan suatu produk atau brand. Dalam aspek brand image, Islam memiliki cara pandang tersendiri yang mampu menarik pelanggan tidak hanya secara materil tetapi juga secara emosional, sehingga pelanggan akan selalu loyal terhadap brand tertentu yang bercitrakan Islam. Penelitian ini merupakan penelitian semiotika Pierce berdasar library research yang bertujuan untuk menghasilkan suatu konsep dalam periklanan Islam yang bersumber dari kajian teori atau penelitian empiris sebelumnya. Tulisan ini mencoba mensintesis teori berdasarkan konsep-konsep teoritis yang sesuai kemudian diselaraskan dengan konsep Islam  dan akan menghasilkan temuan penelitian.

Kata kunci : Iklan, Brand Image, Semiotika

 

 

LATAR BELAKANG

 

Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik terbesar di Indonesia.  Didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.

Belum lama ini, Tokopedia meluncurkan tagline ‘Selalu Ada Selalu Bisa’ sebagai pengganti tagline ‘Mulai Aja Dulu’ yang telah digunakan Tokopedia sejak tahun 2018.

Tagline ini muncul dari keinginan Tokopedia untuk menjadi sebuah platform yang memungkinkan penggunanya untuk memenuhi kebutuhan dengan mudah dan cepat dari rumah, tanpa perlu bepergian. Tokopedia ingin menjadi bagian dari solusi yang dapat memudahkan hidup masyarakat banyak, khususnya di tengah situasi yang sulit seperti saat ini.

Melihat hal itu, sudah dipastikan brand image yang ditampilkan Tokopedia sangat dipercaya oleh semua masyarakat Indonesia. Tetapi bagaimana persperktif Islam melihat brand image dari Tokopedia itu sendiri? Maka dari itu penulis akan mengkaji bagaimana brand image Tokopedia menurut pandang Islam.

Rumusan Masalah

Adapun rumusan dari penulisan ini adalah bagaimana semiotika tagline iklan “selalu ada selalu bisa” Tokopedia menurut perspektif islam?

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari penulisan artikel ilmiah untuk mengetahui apa maksud dari tagline “selalu ada selalu bisa” Tokopedia menurut perspektif islam.

 

 

 

 

Tinjauan Pustaka

 

Periklanan  Dalam Perspektif Islam

Iklan merupakan salah satu cara yang dipakai perusahaan untuk memperkenalkan produk, layanan, program, visi misi serta image dan identitas perusahaan. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik yang verbal maupun yang berupa ikon. Pada dasarnya, lambang yang digunakan dalam iklan terdiri atas dua jenis, yaitu verbal dan nonverbal. Lambang verbal adalah Bahasa yang kita kenal; lambang nonverbal adalah bentuk dan warna yang disajikan iklan, yang tidak secara khusus meniru rupa atas bentuk realitas. Sedangkan ikon adalah bentuk dan warna yang serupa atau mirip dengan keadaan sebenarnya seperti gambar benda, orang atau binatang. Ikon di sini digunakan sebagai lambang (Narida, 2019).

Dilihat dari segi penampilannya, kecendrungan bentuk iklan dapat dikategorikan kedalam:

(a) Quality advertising yaitu iklan yang menekankan pada pengenalan mutu produk barang dan/ atau jasa yang ditawarkan; (b) Price advertising yaitu iklan yang menekankan pengenalan aspek harga yang kompentitif dari produk yang ditawarkan; (c) Brand advertising yaitu iklan yang menekankan pada pengenalan aspek merek/ logo dari produk yang ditawarkan; dan (d) Prestige advertising yaitu iklan yang menekankan aspek prestise bagi orang yang menggunakan produk yang ditawarkan (Susamto, 2019).

Seperti hadits yang diriwayatkan oleh bukhari. Abu Hurairah berkata “Aku mendengar Rasulullah SAW berkata “dengan menggunakan sumpah palsu barang – barang jadi terjual, tapi menghilangkan berkahnya, yang terkandung didalamnya (HR. Bukhari). Sebab itulah diperlukan etika islami dalam melakukan periklanan produk bagi perusahaan. Dari landasan Syari’ah mengenai ajaran etika periklanan maka Islam mengajarkan ajaran etika beriklan sebagai berikut : 

a)      Jangan mudah mengobral sumpah, jadi dalam beriklan janganlah mengucapkan janji yang sekiranya janji itu tidak dapat dipenuhi.

b)       Jujur, terbuka dan tidak menyembunyikan cacat barang dagangan. Rasulullah SAW bersabda. “seseorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, maka tidak halal bagi seorang muslim membeli dari saudaranya suatu pembelian yang ada cacatnya kecuali telah dijelaskan terlebih dahulu”. (HR.Ahmad disahihkan oleh Al-Abani).

c)      Menjaga agar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatankesepakatan diantara dua belah pihak (pembeli dan penjual).

d)      Menghindari mengiklankan kepalsuan yang bertujuan menarik perhatian pembeli dan mendorongnya untuk membeli, karena rasullulah melarang najasy. (Muttafaq’alaih).

e)      Rela dengan laba sedikit karena itu akan mengundang kepada kecintaan manusia dan menarik banyak pelanggan serta mendapat berkah dalam rezeki.

f)       Jangan mudah mengobral sumpah, jadi dalam beriklan janganlah mengucapkan janji yang sekiranya janji tersebut tidak bisa ditepati. Rasulullah SAW bersabda ; “hindarilah banyak bersumpah dalam melakukan jual beli, karena sumpah itu menghabiskan barang kemudian membatalkan (barokahnya) (HR. Muslim).

g)      Menjaga agar selalu memenuhi akad dan janji serta kesepakatankesepakatan diantara dua belah - pihak (pembeli dan penjual). Allah SWT berfirman dalam Q.S. AlMaidah/3:1 (Hanif, 2018).



Pesan dan Iklan 

Pesan adalah sebuah komunikasi baik lisan atau tulisan yang berisi kata−kata ataupun kalimat yang berisi informasi yang dapat berifat edukatif, persuasif, atau bahkan perintah untuk melakukan suatu hal.  Pesan terdiri dari tiga komponen yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Pesan biasanya dilakukan pada saat terjadinya proses komunikasi karena baik penerima dan pemberi pesan ingin menyampaikan dan memiliki suatu infomasi yang dirasa penting.

Sama konsepnya dengan pesan, iklan juga bermaksud ingin menyampaikan pesan atau informasi kepada khalayak massa. Iklan yang baik ialah iklan yang berfokus pada satu penjualan inti, berisi hal−hal yang menarik dari merek yang diiklankan, menyatakan suatu yang khusus, berbeda, dan tidak dijumpai pada merek prosuk atau jasa lainnya, serta dapat menyakinkan atau dibutuhkan konsumen. 

Agar dapat menarik perhatian konsumen hal yang harus diperhatikan adalah pemilihan kata−kata yang digunakan harus yang mudah dimengerti konsumen. Penambahan beberapa ilustrasi juga dapat digunakan sebagai menarik minat dan perhatian serta menunjang konsumen mengerti pesan apa yang terkandung pada iklan yang ditampilkan. Iklan juga mempunyai keunikan dengan tujuan memberi kesan bagi para konsumen. Kesan ialah apa yang terpikirkan seseorang saat pertama kali melihat iklan tersebut.

Jika kesan pertama kali khalayak terhadap iklan tersebut baik, maka dapat dipastikan pesan yang disampaikan oleh iklan tersebut akan selalu diingat oleh masyarakat. Agar iklan tersebut mendapatkan kesan yang baik maka iklan harus menginformasikan kelebihan akan produk yang tidak sama dengan kelebihan produk pesaing. Sehingga diharapkan terdapat perbadaan dengan iklan-iklan pesaing yang telah beredar (Maesurah, 2015).

Banyak macam media iklan dalam beriklan, diantaranya iklan pada media cetak (koran, majalah, spanduk, baliho,  dan lain−lain) media eletronik (televisi dan radio) bahkan sekarang popular yang sekarang dipakai banyak perusahaan iklan di media sosial (youtube, Instagram, facebook, twitter, whatsapp,dll).   Untuk itu perlu dilakukan manajemen dalam pemilihan media dalam beriklan agar kelebihan dari media iklan dapat dimaksimalkan. 

Dalam studi semiotika, Pierce, lebih menekankan pada logika dan filosofi dari tanda−tanda yang ada di masayrakat dan sering disebut sebagai “grand theory”. Semiotika berangkat dari tiga elemen utama, Peirce menyebutnya teori segitiga makna (triangle meaning). (1) Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merujuk (merepresentasikan) hal lain di luar tanda itu sendiri. Acuan tanda ini disebut objek; (2) Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda; (3) Pengguna tanda (interpretant) adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda.   (Friska). 

 

Brand Image

Brand image merupakan anggapan konsumen tentang merek yang di refleksikan, berpegang pada ingatan konsumen, cara seseorang bepikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, konsumen tidak berhadapan langsung dengan produk. Selain pengertian dari brand image tersebut, mengemukakan bahwa image yang positif memiliki fungsi untuk membentuk karakter produk atau perusahaan sehingga tidak keliru dengan pesaing dan menyalurkan kekuatan emosional. Pada penelitian ini, akan dianalisis persaingan brand image dalam iklan e-commerce menggunakan tagline.

Periklanan citra korporat (corporate advertising), tidak berfokus hanya pada produk atau merek-merek khusus, tetapi pada citra keseluruhan korporasi atau terhadap masalah-masalah ekonomi/sosial yang relevan dengan kepentingan korporasi. Iklan citra korporat (corporate image advertising) berupaya untuk meningkatkan dikenalnya nama perusahaan, membangun itikad baik bagi perusahaan serta produknya, atau mengientifikasikan diri sendiri dengan beberapa aktivitas yang bias diterima secara sosial dan bermakna.

Iklan citra korporat (corporate image advertising) berupaya untuk meningkatkan dikenalnya nama perusahaan, membangun itikad baik bagi perusahaan serta produknya, atau mengientifikasikan diri sendiri dengan beberapa aktivitas yang bias diterima secara sosial dan bermakna (Narida, 2019) .

 

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif yang dipakai untuk mengetahui dan menganalisis apa yang justru tidak terlihat, atau dengan kata lain penelitian kualitatif justru ingin melihat komunikasi yang tersirat. Teknik analisis semiotika model Pierce yang ahli filsafat dan logika, penalaran manusia senantiasa dilakukan lewat tanda. Artinya, manusia hanya dapat bernalar lewat tanda. Dalam pikirannya, logika sama dengan semiotika dan semiotika dapat diterapkan pada segala macam tanda (Mudjiyanto & Nur, 2013). Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah tagline iklan Tokopedia “Selalu ada Selalu Bisa”, dijadikan sebagai analisis yang dilakukan penulis.  

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kepustakaan atau library research. Sementara itu library research merupakan jenis penelitian yang berdasarkan sumber-sumber literasi ilmiah,  mencari iklan dan menganalisis  pesan iklan.

 

Hasil Pembahasan  

Tokopedia merupakan perusahaan perdagangan elektronik terbesar di Indonesia.  Didirikan pada tahun 2009, Tokopedia telah bertransformasi menjadi sebuah unicorn yang berpengaruh tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Asia Tenggara. Hingga saat ini, Tokopedia termasuk marketplace yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat Indonesia.

Belum lama ini, Tokopedia meluncurkan tagline ‘Selalu Ada Selalu Bisa’ sebagai pengganti tagline ‘Mulai Aja Dulu’ yang telah digunakan Tokopedia sejak tahun 2018. Tagline ini muncul dari keinginan Tokopedia untuk menjadi sebuah platform yang memungkinkan penggunanya untuk memenuhi kebutuhan dengan mudah dan cepat dari rumah, tanpa perlu bepergian. Tokopedia ingin menjadi bagian dari solusi yang dapat memudahkan hidup masyarakat banyak, khususnya di tengah situasi yang sulit seperti saat ini.


Selama masa pandemi ini, Tokopedia melihat sebuah pergeseran tren dimana masyarakat mulai menyadari pentingnya kebutuhan-kebutuhan yang selama ini dianggap sebagai hal sekunder. Jika dahulu Tokopedia digunakan untuk membayar tagihan atau berbelanja, kini Tokopedia juga bisa digunakan untuk menabung, berinvestasi, dan mempersiapkan dana darurat. Tidak hanya itu, berbelanja bahan-bahan masakan hingga membeli makanan siap saji pun kini dapat dilakukan di Tokopedia dengan pilihan yang beragam (Adriennawati , 2020).

Di tahun 2018, Tokopedia semakin memperkuat pesan ini melalui kampanye ‘Mulai Aja Dulu’ yang kemudian juga menjadi tagline yang sangat identik dengan Tokopedia. Setiap berbicara tentang Tokopedia, orang-orang akan teringat dengan ‘Mulai Aja Dulu’, begitu pula sebaliknya.   Lewat perubahan kampanye dan tagline, Tokopedia berharap dapat terus relevan di tengah masyarakat. Selain itu, perubahan tagline ini juga menjadi semangat baru bagi Tokopedia untuk terus menjaga ekonomi Indonesia dan membantu seluruh masyarakat untuk dapat melewati kondisi sulit ini dengan baik, bersama-sama.


‘Selalu Ada Selalu Bisa’ berarti bahwa apapun yang konsumen cari dan inginkan semuanya sudah tersedia oleh Tokopedia. Ingin belanja bulanan? Berinvestasi? Cetak foto? Mencari makanan untuk hewan peliharaan kesayangan? Semuanya bisa dilakukan di Tokopedia. "Selalu Ada Selalu Bisa" selain menarik perhatian namun juga ingin khalayak menafsirkan Tokopedia sebagai situs e-commerce yang menawarkan banyak kemudahan seperti pembayaran dapat dilakukan dengan sistem COD (cash on delivery) dan sistem cicilan yang memberi alternatif sebagai sistem pembayaran yang membuat pembeli merasa dimengerti oleh Tokopedia. 

Merujuk semiotika Peirce menyebutnya teori segitiga makna (triangle meaning).

(1) Tanda adalah sesuatu yang berbentuk fisik yang dapat ditangkap oleh panca indera manusia dan merupakan sesuatu yang merepresentasikan hal lain di luar tanda itu sendiri. Dalam hal ini iklan Tokopedia mempunyai mascot burung hantu berwarna hijau. Tokopedia mengatakan penggunaan burung hantu karena memiliki arti yang cukup bagus. Burung Hantu merupakan simbol kecerdasan dan kebijaksanaan dan Selanjutnya, kantong belanja itu diharapkan dapat menjadi solusi untuk masyarakat berbelanja tanpa harus bepergian keluar dari rumah.  Dan juga tagline “Selalu Ada Selalu Bisa”;

 (2) Acuan tanda (objek) adalah konteks sosial yang menjadi referensi dari tanda atau sesuatu yang dirujuk tanda. Dalam hal ini Tagline “Selalu Ada Selalu Bisa memepunyai arti bahwa Tokopdia diharapkan menjadi satu solusi dari semua masalah kebutuhan dan keinginan bagi konsumen loyal Tokopedia;

 (3) Pengguna tanda (interpretant) adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu atau makna yang ada dalam benak seseorang tentang objek yang dirujuk sebuah tanda. tagline Tokopedia “Selalu Ada Selalu Bisa” dapat diartikan gaya dan jenis kata yang dibuat cukup sederhana tetapi mampu di mengerti orang banyak saat membaca, yang menandakan brand awareness dan brand image yang dibangun Tokopedia sangat baik.

Sedangkan menurut pandangan Islam, Tagline iklan Tokopedia ini benar adanya sesuai fakta yang ada. Seperti yang diketahui Tokopedia memberikan semua layanan yang dibutuhkan konsumen, dari perlengkapan bayi, makanan & minuman, peralatan dan perlengkapan rumah, bahkan tagihan listrik, air, pulsa, paket data. Bahkan jika konsumen ingin berivestasi dan beramal bisa lewat satu aplikasi Tokopedia. Dan Tokopedia menjamin semua keamanan semua produk dan jasanya agar konsumen merasa nyaman tanpa takut bafrang rusak atau merasa tertipu dicurangi untuk berbelanja secara online. Sesuai dengan dalil dan Hadist :


 

 

 

Penutup

 

Kesimpulan

Islam mengajarkan agar aktivitas perusahaan dalam mempromosikan produknya melalui instrumen iklan haruslah berlandasakan nilai – nilai syariah. Adapun nilai – nilai tersebut adalah seperti, Amina (amuna, Shidq, Lahw alhadits, ifk, idzhar al-haq, adil dan tidak memihak. Dari landasan Syari’ah tersebut maka ajaran etika periklanan dalam bisnis Islam mengikuti panduan yang telah ditetapkan syariat. Landasan syariah tersebut mengajarkan agar jangan perusahaan itu mengobral sumpah, sehingga dalam beriklan tidak ada penipuan. Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW “seseorang muslim itu adalah saudara muslim lainnya, maka tidak halal bagi seorang muslim membeli dari saudaranya suatu pembelian yang ada cacatnya kecuali telah dijelaskan terlebih dahulu”. (HR.Ahmad disahihkan oleh AlAbani).

Saran

            Untuk Tokopedia penulis menyarankan agar tetap konsisten dalam menyampaikan tagline iklan perusahaan yang sudah sesuai dengan landasan Syari’ah Islam yaitu amanah, jujur, dan tidak berbelit–belit, terlebih lagi untuk sekarang yang memiliki brand image terpecaya oleh masyrakat Indonesia.  

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Adriennawati , B. (2020, November 20). Tokopedia: Selalu Ada Selalu Bisa. Behind The Scene. Retrieved July 03, 2021, from https://www.tokopedia.com/blog/tokopedia-selalu-ada-selalu-bisa/

Chiristian, & Sukendro, G. G. (2019, July01). Kreatif Hashtag (Analisis Deskriptif Makna Penggunaan Hashtag Pada Iklan Tokopedia #MulaiAjaDulu Di Youtube). Prologia, 3(01), 54-59. doi:EISSN 2598-0777

Friska, J. (n.d.). ANALISIS SEMIOTIK IKLAN KECANTIKAN PADA MAJALAH FEMME ACTUELLE. 356 -365. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/74923-ID-analisis-semiotik-iklan-kecantikan-pada.pdf

Hanif, H. (2018). LANDASAN SYARIAH DALAM ETIKA PERIKLANAN. NUKHBATUL ‘ULUM : Jurnal Bidang Kajian Islam, 4(1), 84-96. Retrieved from file:///C:/Users/USER/Downloads/36-Article%20Text-101-2-10-20191030.pdf

Maesurah, S. (2015). ANALISIS IKLAN SYNOPSIS IKLAN TOKOPEDIA. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bone, 19-27.

Mudjiyanto, B., & Nur, E. (2013, April). Semiotika Dalam Metode Penelitian Komunikasi Semiotics In Research Method of Communication. Jurnal Penelitian Komunikasi, Informatika dan Media Massa t PEKOMMAS, 73-82. Retrieved from https://media.neliti.com/media/publications/222421-semiotics-in-research-method-of-communic-36ff2720.pdf

Narida, M. G. (2019, January 30). Brand Image in the Competition of E-commerce Advertising with Brand Ambassador (Semiotic Analysis on Shopee’s Advertisment 'Bisa Tuku Saiki'versus Tokopedia x BTS). JCommsci (Journal Of Media and Communication Science), 3(1), 12 - 25.

Susamto, B. (2019, June 01). PENGEMBANGAN KONSEP HUKUM (FIQH) PERIKLANAN MODERN DALAM PERSPEKTIF ISLAM. al-Maslahah:, 15(1), 73-86. Retrieved July 03, 2021, from https://core.ac.uk/download/pdf/287176672.pdf

 

 

 

 

 

Komentar

Postingan Populer